Wednesday, August 17, 2016

Pengaruh Gas Ethylene pada proses pematangan buah

Pematangan pada buah dimulai saat jaringan yang ada pada buah meningkatkan produksi gas ethylene. Gas ethylene ini mampu memecahkan klorofil pada buah yang masih muda hingga mengakibatkan buah tersebut hanya memiliki xantofil dan xarotein atau zat yang membuat kulit buah menjadi merah atau orange akibat klorofil yang telah tereduksi oleh gas ethylene tadi.Ethylene adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan dengan auksin, griberelin dan sitokinin. Dalam keadaan normal, ethylene akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali. Ethylene di alam akan berpengaruh apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses pematangan buah dalam fase klimakterik. Ethylene merupakan zat cair yang tidak berwarna, kental dan manis, mudah larut dalam air, memiliki titik didih relatif tinggi dan titik beku rendah. Senyawa ini sering digunakan sebagai pelarut dan bahan pelunak (pelembut). Pertanian menggunakan ethylene sebagai zat pemasak buah. Perlakuan pada bebuahan dengan menggunakan ethylene akan mempengaruhi proses pemasakan buah. Pemasakan buah ini terlihat dengan adanya perubahan struktur warna, buah yang lunak dan aroma yang khas. Proses sintesis protein terjadi pada proses pematangan secara alami atau hormonal, dimana protein disintesis secepat dalam proses pematangan. Pematangan buah dan sintesis protein terhambat oleh siklohexamin pada permulaan fase klimaktoris setelah siklohexamin hilang, maka sintesis ethylene tidak mengalami hambatan. Sintesis ribonukleat juga diperlukan dalam proses pematangan. Ethylene akan mempertinggi sintesis RNA  pada bebuahan (Kusumo 1990).


Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuhan Tanaman. Jakarta (ID) : Yasaguna.

No comments:

Post a Comment