Sunday, August 21, 2016

Proses pencampuran

Pencampuran adalah suatu operasi yang menggabungkan dua macam atau lebih komponen bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman. Tujuan dari pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran yang sedapat mungkin memiliki penyebaran yang sempurna atau sama. Tujuan operasi pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran homogen yang sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang sempurna.
Prinsip pencampuran bahan banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida dan perpindahan bahan akan ada bila terjadi gerakan atau perpindahan bahan yang akan dicampur baik secara horizontal ataupun vertical. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi- distribusi atau lebih komponen yang mempunya sifat yang berbeda. Derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.

Salah satualatpencampur dalam sistem emulsiadalahmixer  yangmenghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis mixer  yang berdasarkan jumlah propelernya (turbin), yaitu mixer  dengan satu propellerdan mixer  dengan dua  propiller . Mixer  dengan satu propeller adalah mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan mixer dengan dua propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositastinggi. Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan massa dari bahan pencampur (emulsi), selain itu ketinggian emulsi bervariasi dari waktu ke waktu (Lachman, et al 1994).
Gerakan pencampuran pada mixer bahan baik secara horizontal maupunsecara vertikal tersebut dapat bervariasibergantung dari jenis pengaduk / propeller  yang digunakan, sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula. Peralatan pencampur dengan menggunakan satu pengaduk/ propeller biasanya digunakan untukmengaduk bahan dengan viskositas rendah, sedangkan peralatan pengaduk dengan lebih dari satu propeller digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas tinggi.
Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  pencampuran   antara  lain adalah: ukuran  partikel, bentuk,  dan  densitas  dari  masing-masing  komponen,   efisiensi alat pencampur untuk masing-masing komponen, kadar air permukaan bahan pangan, dan karakteristik aliran masing-masing bahan pangan (Holdich, R.  2002).
  Menurut Mc Cabe et al (1985) spesifikasi alat pencampuran ada tiga, yaitu alat pencampuran  bahan cair/liquid, alat pencampuran bahan padat dan  alat pencampuran bahan viskositas. Pencampuran bahan cair bertujuan untuk mensuspensikan partikel padatan, menggabungkan bahan cair yang dapat saling bercampur ,mendispersikan bahan cair lain yang tidak dapat bercampur dan meningkatkan pindah panas antara bahan cair dan sumber panas.
Padapraktikuminipraktikandiperkenalkandenganbeberapaalatpencampur, yaituplanetary mixer, vertical double rotary mixer, single rotary mixer,molen mixer dan ribbon mixer. Peralataniniakandibahaslebihlanjutdalampembahasanini.
Peralatanpertamayaitu planetary mixer.Plenetary mixer adalah alat pencampuran bahan viscous, seperti pasta. Prinsip penerapannya untuk mencampur bahan yang berviskositas tinggi dan berbentuk pasta adalah kinerja yang bergntung pada kontak langsung antara material pencampur dengan bahan yang akan dicampur. Plenetary mixer terdiri dari bejana atau wadah yang bersifat stasioner, sedangkan pengaduk bergerak melingkar sehingga pengaduk bergerak secara berulang melewati seluruh bagian bejana. Pada pengadukan bejana seharusnya berada dalam keadaan tertutup agar adonan tidak tumpah pada saat pengadukan. Karakteristik proses pencampuran pada planetary mixer antara lain, bahan padat dapat mengalir, prinsip hampir sama dengan pencampuran bahan viscous, membutuhkan tenaga yang lebih ringan/kecil dari pada pencampuran bahan pasta, tidak ada aliran bahan ke pengaduk dengan sendirinya. Kemudian cara kerja dari alat ini adalah kocokan mekanik, angkat dan jatuhkan dan menggelindingkan bahan.
Planetary ini bekerja berdasarkan teori perputaran planet, dimana beater berputar mengitari bowl, dimana bowl tidak berputar. Sehingga menghasilkan adonan yang rata dan lembut. Prinsip kerja alat ini adalah dengan berputarnya impeller untuk mencampur bahan sedangkan wadahnya tetap diam. Bahan-bahan yang akan dilakukan pencampurkan dimasukkan ke wadah melalui celah lubang yang tersedia pada mesin tersebut (Anonim, 2006). Setelah itu mesin dapat dijalankan dengan menekan tombol on untuk memulai proses pencampuran. Pengaduk yang digunakan beraneka ragam sesuai dengan jenis bahan yang diolah.Planetary mixer digunakan untuk mencampurkan bahan yang padat.

Planetary Mixer terbagi menjadi empat berdasarkan spesifikasi kapasitasnya, yaitu Planetary Mixer 20 Liter, Planetary Mixer 30 Liter, Planetary Mixer 40 Liter, dan Planetary Mixer 60 Liter. Sedangkan, dimensi ukuran untuk masing-masing jenis yang telah disebutkan sebelumnya secara berturut-turut adalah 400 x 430 x 760, 590 x 435 x 830, 690 x 435 x 830, dan 850 x 700 x 1340 dalam satuan milimeter (Wirakartakusumah 1992). Prinsip kerja Planetary Mixer adalah dengan berputarnya impeller untuk mencampur bahan sedangkan wadahnya tetap diam.Planetary mixer adalah mixer multi purpose yang terdiri atas tiga pengaduk yang dapat dilepas. Fungsi masing-masing pengaduk, seperti whipper digunakan untuk adonan cair seperti bolu, chiffon cake, brownies, banana cake, marble cake, butter cream dan sejenisnya. Dough hook digunakan untuk adonan keras seperti roti manis, roti tawar, pizza dan sejenisnya sementara Beater digunakan untuk mengaduk butter cream, cookies dan sejenisnya. Tersedia dalam beberapa ukuran, 10 liter, 20 liter, 40 liter, 50liter dan 60 liter.



Wirakartakusumah, Aman et al. 1992. Petunjuk Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. Depdikbud. Direktorat jendral Pendidikan tinggi PAU pangan dan gizi. Bogor: IPB.
Lachman, L., Herbert, A. L., and Joseph, L. K., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri II, Indonesia University Press, Jakarta.
Holdich, R.  2002.  Fundamental of Particle Technology. New York : Loughborough University.
Mc Cabe,1985. Unit Operation of Chemical Engineering. Jakarta : Erlangga.
Anonim.2006. Penerapan Mixer di Industri [Terhubung berkala]      http://www.digilib.its.ac.id[5 Mei 2015]


No comments:

Post a Comment